08/05/2024

Indonesia mengupayakan reformasi sistem kesehatan pasca pandemi

4 min read

Indonesia mengupayakan reformasi sistem kesehatan pasca pandemi – Menteri Kesehatan Budi mengatakan bahwa pemerintah berupaya menggunakan pembelajaran dari krisis Covid-19 untuk mengubah sistem kesehatan negara. Setelah mencabut semua pembatasan kesehatan pandemi yang tersisa pada akhir tahun lalu, pemerintah kini berencana untuk memusatkan perhatian dan sumber dayanya pada transformasi sistem kesehatan negara.

Indonesia mengupayakan reformasi sistem kesehatan pasca pandemi

aideffectiveness – Berbicara dalam jumpa pers pada hari Kamis, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan beban kasus harian negara selama setahun terakhir telah menunjukkan bahwa varian asing, yang biasanya menimbulkan masalah signifikan bagi penanganan pandemi di Indonesia, tidak lagi menjadi ancaman yang signifikan.

“Walaupun ada varian baru, seperti subvarian Omicron BA.4, BA.5, serta BQ.1 dan XBB, mereka tidak membuat lonjakan kasus baru. Negara lain ada lonjakan, tapi kita tidak melihat yang signifikan, baik dalam hal kasus maupun kematian,” kata Budi. Ini, menurutnya, berkat dorongan inokulasi Indonesia.

Hingga Kamis, catatan Kementerian Kesehatan menunjukkan, sekitar 174 juta orang, atau sekitar 74 persen dari populasi sasaran, telah divaksinasi penuh, dengan 29 persen telah menerima suntikan penguat dan 5 persen telah menerima suntikan kedua.

Budi mengatakan pemerintah akan menggunakan pelajaran dari krisis COVID-19 untuk mengubah sistem kesehatan negara. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada pertengahan Desember 2022 bahwa mereka berharap COVID-19 tidak lagi menjadi darurat kesehatan masyarakat pada tahun 2023. Dicatat bahwa virus akan tetap ada tetapi perlu dikelola lebih rutin bersama penyakit pernapasan lainnya.

Baca Juga : Peningkatan ketahanan, transformasi dan Kolaborasi sektor kesehatan Indonesia

“Kami telah menempuh perjalanan panjang,” kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat itu. Namun, Seth Berkley, kepala Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk mengakhiri keadaan darurat COVID-19, dengan mengatakan pandemi masih bisa menjadi lebih buruk.

“[Situasi global] dapat menjadi lebih buruk. Itu bisa menjadi lebih baik. Kami tidak tahu kemana perginya. Sepertinya waktu yang sulit untuk menghentikan keadaan darurat itu, ”katanya, seperti dikutip Reuters.

Promosi dan pencegahan

Membandingkan dengan krisis keuangan tahun 1998, Budi, mantan bankir, mengatakan, “Indonesia selalu berhasil memanfaatkan peluang baru yang dihadirkan oleh krisis untuk melakukan transformasi besar-besaran. “Makanya, sesuai perintah [Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo], kita sedang melakukan [perombakan] besar-besaran di bidang kesehatan,” katanya.

Upaya untuk mengubah sistem kesehatan Indonesia dimulai tahun lalu, dengan Budi mengeluarkan peraturan menteri pada bulan Juli yang menginstruksikan pemerintah daerah untuk mengikuti cetak biru transformasi kesehatan nasional. Cetak biru tersebut mencakup enam aspek inti yang harus ditingkatkan: layanan kesehatan primer, layanan rujukan, ketahanan sistem layanan kesehatan, pembiayaan, sumber daya manusia dan teknologi.

“Saya kira mentransformasikan pelayanan kesehatan primer untuk memberikan pelayanan yang lebih promotif dan berorientasi preventif adalah yang paling penting,” kata Budi. “Kita harus memastikan bahwa orang-orang kita memahami bagaimana menjalani hidup sehat dan tindakan pencegahan apa yang harus diambil untuk tetap sehat.”

Kementerian Kesehatan bertujuan untuk memperluas dan menstandarkan ribuan pos pelayanan kesehatan terpadu (Posyandu) dan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) sehingga dapat memberikan layanan kesehatan primer untuk segala usia dan melakukan pengujian laboratorium serta menyaring penyakit mematikan, seperti kanker, stroke dan tuberkulosis.

Budi juga menyoroti kekurangan rumah sakit dan tenaga medis, terutama dokter spesialis, sebagai masalah yang harus diatasi.

Untuk tujuan ini, Kementerian Kesehatan berencana untuk melengkapi 514 kabupaten dan kota di negara ini dengan rumah sakit yang dapat mengakomodasi operasi bedah tingkat menengah, seperti operasi stent jantung atau pengangkatan tumor, sementara setiap provinsi akan memiliki rumah sakit lanjutannya sendiri.

Kementerian Kesehatan juga bertujuan untuk mengatasi kekurangan dokter di negara ini dengan meningkatkan kuota untuk mahasiswa dan dosen kedokteran, selain memberikan lebih banyak peluang beasiswa.

Digitalisasi kesehatan

Aspek lain dari transformasi tersebut, kata Budi, adalah pengembangan sistem pencatatan “big-data”, yang disebut Satu Sehat (one health), yang akan mengintegrasikan data kesehatan pasien di semua sektor kesehatan.“[Saya] mengeluarkan peraturan menteri pada akhir [tahun lalu] untuk semua rumah sakit, puskesmas, klinik dan apotek terhubung ke sistem Satu Sehat. Jadi kalau ada yang tes darah di lab, besoknya bisa diakses lewat aplikasi citizen health,” kata Budi.

Menurut Budi, hampir 3.000 puskesmas di Jawa dan Bali, atau sekitar 70 persen dari total puskesmas di sana, dan 370 rumah sakit di kedua pulau tersebut, atau sekitar 30 persen dari total, telah terintegrasi ke dalam sistem Satu Sehat. Kementerian Kesehatan juga berencana menggunakan kembali aplikasi PeduliLindungi aplikasi pelacakan COVID-19 milik pemerintah sebagai platform bagi warga untuk mengakses data kesehatan mereka sendiri.

“Pengalaman kami menghadapi pandemi telah mengajarkan kami bahwa digitalisasi sangat penting bagi sektor kesehatan. Hal ini juga sejalan dengan visi Presiden Jokowi untuk mengintensifkan [adopsi] sistem pemerintahan berbasis elektronik,” tambah Budi. Pada November 2022, data pribadi dari aplikasi PeduliLindungi diduga diretas dan dijual oleh peretas dengan nama samaran Bjorka.

Reformasi kesehatan Indonesia menghadapi tahun yang sulit

Upaya berkelanjutan untuk mereformasi sistem kesehatan Indonesia setelah pandemi COVID-19 dapat menghadapi rintangan besar tahun ini, dengan ancaman resesi global yang membayangi dan pemilihan presiden 2024 yang semakin dekat, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) telah memperingatkan dalam sebuah laporan.

Laporan yang diterbitkan pada 23 Februari tersebut memperkirakan bahwa reformasi sistem kesehatan Indonesia akan melambat pada tahun 2023 karena Indonesia memasuki tahun politik dan pemerintah memfokuskan pendanaannya pada pemilu dan proyek infrastruktur besar lainnya yang belum selesai, termasuk pembangunan infrastruktur kesehatan modal baru.

CISDI menyoroti bahwa peningkatan produktivitas dan menjaga pemulihan ekonomi menjadi prioritas utama dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2023 karena Indonesia berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi sambil mengurangi belanja negara di tengah ancaman resesi global, inflasi tinggi, dan ketegangan geopolitik.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.
RSS
Follow by Email